Selebrasi P5RA dengan tema ” Satukan Suara Membangun Toleransi Bagi Anak Negeri Bebas dari Bullying” MTs Negeri 22 Jakarta

Jakarta (MTs Negeri 22 Jakarta Timur)— Dalam kegiatan P5RA yang dilakukan selama 1 minggu, pada hari ke 7 Jum’at (17/01/25) siswa membuat poster anti bullying dan meng-kampanyekan kepada masyarakat sekitar Madrasah. Kegiatan pawai ini dilakukan di Kawasan wilayah Madrasah Tsanawiyah Negeri 22 Jakarta Timur, masing-masing dengan didampingi Wali Kelas, Guru, Tenaga Kependidikan serta turut mensukseskan kegiatan ini Anggota OSIM , Anggota Ekskul Jurnalistik & PMR. Pada hari ini, peserta pawai menyerukan tentang perundungan/bullying, siswa dibebaskan untuk menyampaikan ide dan kreatifitas dalam pembuatan poster anti bulliying.

Kegiatan ini langsung dibuka dan dilepas oleh beliau Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 22 Jakarta Timur Drs. H. Asifudin,M.Pd.I.

Kegiatan kampanye anti-bullying yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menciptakan lingkungan madrasah yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa. Kampanye yang berlangsung di wilayah sekolah ini mendapat antusiasme yang luar biasa dari para siswa, guru, dan juga orang tua.

Kegiatan dimulai dengan seminar yang menghadirkan pemateri dan pakar pendidikan sebagai pembicara utama. Dalam seminar tersebut, mereka mengupas tentang dampak negatif dari bullying baik secara fisik, emosional, maupun psikologis terhadap korban. Para peserta juga diberi pemahaman tentang pentingnya empati dan sikap saling menghargai antar sesama, serta bagaimana cara untuk mengidentifikasi dan melaporkan tindakan bullying yang terjadi di lingkungan Madrasah.

Setelah seminar, dilanjutkan dengan kegiatan pawai. Kegiatan ini juga melibatkan para siswa sebagai aktor utama dalam menunjukkan bagaimana mereka bisa menjadi agen perubahan dalam mencegah terjadinya bullying di Madrasah.

P5RA juga menyediakan berbagai materi informasi, seperti poster dan brosur yang mengedukasi tentang definisi bullying, jenis-jenis bullying, serta langkah-langkah yang dapat diambil jika seseorang menjadi korban atau saksi bullying. Para guru dan orang tua juga diajak untuk berperan aktif dalam mendeteksi tanda-tanda bullying dan mendukung upaya pencegahannya.

Dalam sambutannya , ketua P5RA mengungkapkan, “Kami berharap melalui kampanye ini, siswa bisa lebih sadar akan pentingnya menghormati perbedaan, menjaga persahabatan, dan menciptakan sekolah yang bebas dari kekerasan. Bullying bukan hanya merusak hubungan antar siswa, tetapi juga bisa merusak masa depan mereka.”

Kampanye ini mendapat respons positif dari seluruh peserta yang berharap bahwa upaya serupa bisa lebih sering dilakukan agar budaya anti-bullying semakin kuat di kalangan generasi muda. Dengan adanya kesadaran bersama, diharapkan Madrasah bisa menjadi tempat yang lebih aman dan menyenangkan untuk semua siswa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *